Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Genre : Filsafat, Psikologi,
Kesehatan Mental
Pertema Terbit : 2018
Bahasa : Indonesia
Ulasan Buku Filosofi Teras
Buku Filosofi Teras adalah panduan praktis dan
inspiratif untuk memahami serta menerapkan filsafat Stoisisme, sebuah ajaran
kuno yang tetap relevan di tengah tantangan kehidupan modern. Dengan gaya
bahasa yang ringan dan komunikatif, buku ini berhasil menjembatani konsep-konsep
filosofis yang kompleks agar mudah dipahami oleh pembaca awam. Penulis tidak
hanya menyampaikan teori-teori Stoisisme, tetapi juga menghubungkannya dengan
pengalaman pribadinya, termasuk perjuangannya melawan kecemasan dan tekanan
hidup. Hal ini memberikan dimensi personal yang membuat buku ini terasa dekat
dengan pembaca.
Filosofi Teras dirancang untuk membantu siapa saja yang ingin menghadapi stres, kecemasan, dan ketidakpastian dengan cara yang lebih bijaksana dan tenang. Melalui penjelasan yang jelas dan contoh Penerapan praktis, buku ini menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana Stoisisme atau filsafat Stoa dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari hubungan sosial, pekerjaan, hingga pengendalian emosi.
poin penting dalam buku Filosofi Teras
1. Apa itu Filosofi Teras (Stoisisme)?
- Stoisisme
adalah aliran filsafat Yunani-Romawi kuno yang mengajarkan cara hidup yang
rasional dan berfokus pada ketenangan batin.
- Filosofi
ini didirikan oleh Zeno dari Citium dan dikembangkan oleh filsuf seperti
Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius.
- Stoisisme
membantu manusia mencapai kebahagiaan dan kebajikan melalui pengendalian
diri, logika, dan pemahaman tentang apa yang ada di bawah kendali kita.
2. Dikotomi Kendali
- Konsep
inti Stoisisme adalah membedakan antara hal-hal yang berada di bawah
kendali kita (pikiran, opini, tindakan) dan hal-hal di luar kendali
kita (cuaca, opini orang lain, hasil suatu peristiwa).
- Kebahagiaan
dapat dicapai dengan fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan
menerima dengan tenang hal-hal di luar kendali kita.
Penerapan: Jangan terlalu khawatir dengan hasil
wawancara kerja (di luar kendali kita), tetapi persiapkan diri sebaik mungkin
untuk menghadapi wawancara (di bawah kendali kita).
3. Hidup Sesuai dengan Alam
- Filosofi
Teras mengajarkan untuk hidup sesuai dengan "alam" kita sebagai
manusia, yaitu menggunakan rasio dan kebajikan.
- Kebajikan
dalam Stoisisme mencakup kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan
pengendalian diri.
Penerapan: Bertindak adil dan masuk akal dalam
mengambil keputusan, meskipun situasinya sulit.
4. Premeditatio Malorum (Mengantisipasi Hal Buruk)
- Stoisisme
menyarankan untuk memvisualisasikan kemungkinan buruk yang bisa terjadi
sehingga kita lebih siap secara mental dan tidak mudah kecewa.
- Tujuannya
bukan untuk bersikap pesimis, tetapi untuk meningkatkan ketahanan diri.
Penerapan: Sebelum berangkat ke kantor, bayangkan
kemungkinan macet atau hujan agar Anda lebih tenang jika itu terjadi.
5. Amor Fati (Mencintai Takdir)
- Filosofi
ini mengajarkan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup,
baik itu baik maupun buruk, sebagai bagian dari takdir yang harus diterima
dengan rasa syukur.
- Dengan
mencintai takdir, kita tidak hanya menerima, tetapi juga menemukan makna
dari pengalaman hidup.
Penerapan: Jika proyek yang Anda kerjakan gagal,
gunakan itu sebagai pelajaran untuk berkembang, alih-alih menyalahkan keadaan.
6. Mengelola Emosi
- Stoisisme
mengajarkan bahwa emosi negatif seperti marah, sedih, atau cemas berasal
dari pikiran kita sendiri, bukan dari situasi eksternal.
- Dengan
melatih pikiran, kita dapat meredam emosi negatif dan mempertahankan
ketenangan batin.
Penerapan: Ketika dikritik, fokuslah pada apakah
kritik itu valid alih-alih tersinggung secara emosional.
7. Nilai dari Ketidakpastian dan Kematian
- Stoisisme
menyarankan kita untuk selalu mengingat bahwa hidup ini singkat dan
kematian tidak bisa dihindari (memento mori).
- Dengan
menyadari keterbatasan waktu, kita didorong untuk lebih menghargai momen
saat ini dan hidup dengan penuh makna.
Penerapan: Luangkan waktu untuk menikmati kebersamaan
dengan keluarga, karena waktu mereka dengan kita tidak selamanya ada.
8. Hidup dengan Sederhana dan Bersyukur
- Stoisisme
mengajarkan kita untuk tidak bergantung pada kekayaan, status, atau benda
material untuk kebahagiaan.
- Dengan
menjalani hidup yang sederhana dan bersyukur atas apa yang kita miliki,
kita bisa mencapai kepuasan batin.
Penerapan: Fokus pada kebahagiaan dari hubungan yang
bermakna, bukan dari barang yang mewah.
9. Menjadi Pribadi yang Berorientasi pada Kebajikan
- Kebajikan
adalah tujuan utama hidup manusia menurut Stoisisme. Segala keputusan dan
tindakan kita sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip kebajikan.
- Kebajikan
tidak tergantung pada hasil atau pengakuan orang lain, melainkan pada
integritas diri.
Penerapan: Ketika bekerja, fokuslah pada memberikan
yang terbaik, bukan hanya pada hasil akhir.
10. Latihan Stoisisme Sehari-hari
Henry Manampiring menyarankan beberapa latihan Stoisisme
yang bisa diterapkan, antara lain:
- Jurnal
Reflektif: Menuliskan hal-hal yang disyukuri dan pelajaran dari setiap
hari.
- Meditasi
Stoik: Merenungkan apa yang ada di bawah kendali kita dan menerima apa
yang tidak bisa diubah.
- Latihan
Kesederhanaan: Mengurangi keinginan terhadap hal-hal materi untuk
melatih ketahanan batin.
Posting Komentar untuk "Filosofi Teras karya Henry Manampiring"