Tak ada yang betul-betul salah, bahkan jam yang rusak pun benar dua kali dalam sehari. -Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kategori : Fiksi, Fantasi, Roman, Novel,
Misteri
Pertama Terbit : 1990
Penerjemah : Olivia Gerungan
Bahasa : Indonesia
Ulasan Novel BRIDA karya Paulo Coelho
Tentang Pasangan Jiwa dan Dunia Tak Kasat Mata
Secara umum, buku ini mengisahkan perempuan yang mempelajari
sihir. Dalam perjalanannya itu, selain belajar banyak hal tentang rahasia
semesta, dia juga bertemu dengan pasangan jiwanya, orang ditakdirkan untuknya
dalam inkarnasinya saat ini. Namun cinta dan pertemuannya tak membuatnya
bersama, dan itu menjadi bagian penting dalam melihat takdir.
Ada dua cara dalam mempelajari sihir, yakni dengan mengikuti
Tradisi Matahari dan atau Tradisi bulan. Kedua tradisi itu mengajarkan ritual
dan pemahaman nilai-nilai Jiwa Dunia, yang menjembatani manusia untuk menuju
dunia yang tak kasat mata. Setiap manusia memiliki sisi kesendirian dalam
hidupnya, hal itu dinamakan dengan Malam Kelam. Hanya sebagian orang yang
sanggup mencari dirinya melalui Malam Kelam, dan dari sana dia menemukan
bakatnya, sebuah alasan untuk menjalani hidup yang bermakna.
Bagi mereka yang sudah mempelajari Tradisi Bulan atau pun
Tradisi Matahari, yang sudah mendapatkan jalannya sebagai penyihir, kehidupan
adalah ladang yang harus dia rawat dengan penuh cinta, supaya jalan semesta
ber-panen dengan baik. Bukan hanya tentang menerima fisik dan pergerakan
kehidupan materil, tapi juga tentang ruh-zaman yang harus dirawat dan
dimaknai, dalam rangka menghiasi jiwa dunia. Menjadi penyihir berari menerima
diri untuk menjadi manusia biasa, dan sekaligus memanfaatkan kekuatan luar biasa
dalam dirinya. Begitulah kesimpulanku mengenai jalan ceritanya dan pemaknaanya.
Sedangkan mengenai pertemuan Brida dengan pasangan jiwanya,
yakni sang Magus yang juga adalah gurunya pada Tradisi Matahari, yang juga
memiliki hubungan hati dengan gurunya dari Tradisi Bulan bernama Wicca, dalam
kisahnya mereka tidak memilih untuk hidup bersama dalam cinta. Memang ada
orang-orang yang saling mencinta, tapi memutuskan untuk tidak bersama, meski
tahu bahwa yang dicintainya adalah pasangan jiwanya. Mereka memutuskan untuk
menjalani takdirnya dalam keterpisahan, terkutuk oleh kesepian, serta menjalani
kehidupan untuk kekuatan yang ia miliki. Begitulah buku ini berpesan padaku
tentang cinta dan pasangan jiwa.
Dalam prolognya, Paulo Coelho membuka cerita dengan kisah
yang sangat personal tentang awal mula ia menulis buku ini. Inspirasi tersebut
datang dari pertemuannya dengan seorang wanita bernama Brida saat ia melakukan
ziarah di Alexandro de Compostela. Perjalanan spiritual ini juga menjadi latar
yang ia ceritakan dalam novel sebelumnya, The Pilgrimage. Namun, pertemuannya
dengan Brida memiliki daya tarik tersendiri. Wanita itu membawa cerita yang
begitu mendalam tentang penyihir dalam Tradisi Bulan dan Matahari, sebuah
konsep yang membangkitkan rasa ingin tahu Coelho dan akhirnya menjadi fondasi
cerita dalam novel ini.
Brida bukan sekadar karakter biasa, melainkan representasi
dari pencarian makna hidup dan koneksi dengan dunia mistik. Dalam pertemuan
mereka, Coelho menangkap esensi dari sesuatu yang lebih besar, yaitu hubungan
antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual yang tak kasatmata. Kisah ini
tidak hanya memengaruhi jalannya novel, tetapi juga menggambarkan kecenderungan
Coelho untuk menggabungkan perjalanan fisik dan spiritual dalam karyanya.
Seperti The Alchemist, karya master piece Coelho yang
telah mendunia, Brida juga menyentuh tema tentang kekuatan jiwa dan perjalanan
membangun diri. Kedua novel ini menggambarkan bagaimana manusia dapat menemukan
tujuan hidup melalui introspeksi, keberanian, dan kebijaksanaan yang diperoleh
dari pengalaman hidup. Namun, Brida memiliki warna tersendiri. Jika The
Alchemist lebih berfokus pada pencarian harta karun dan takdir, Brida menyentuh
sisi yang lebih esoterik dengan menggali tema-tema mistik.
Yang membuat Brida semakin menarik adalah elemen ajaran mistik yang dihadirkan dalam narasinya. Tradisi Bulan dan Matahari yang diceritakan oleh Brida bukan hanya sekadar latar belakang cerita, melainkan juga menjadi simbol perjalanan spiritual manusia. Ajaran ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara dualitas, keseimbangan, dan harmoni dalam kehidupan. Coelho menyajikan ajaran-ajaran ini dengan cara yang puitis namun tetap membumi, sehingga pembaca dapat merasakan kedalamannya tanpa merasa terlalu berat.
Brida bukan hanya sebuah cerita roman atau pun misteri, melainkan sebuah undangan untuk memahami diri dan dunia melalui perspektif yang berbeda. Novel ini berhasil memadukan tema kekuatan jiwa dan ajaran mistik, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam sekaligus memikat.
Aku tahu beberapa ajaran mistik dalam Islam, seperti
Tasawuf, Tariqat dan juga beberapa ritual mistik aliran tertentu dalam Islam
tradisional. Dengan membaca buku ini, aku menjadi tahu bahwa fenomena itu juga
ada dalam tradisi Agama Kristen. Di satu sisi novel ini menjelaskan hal itu,
dan dalam hal bernarasi buku ini cukup kuat untuk memberikan pengaruh
spiritual, dalam arti tentang pandangan akan hal yang tak kasat mata, bahkan
untukku yang tidak mengenal tradisi Kristen dengan baik di belahan dunia lain.
Posting Komentar untuk "BRIDA karya Paulo Coelho"